delapan puluh delapan detik

by

jalanan agak sedikit ramai hari ini.

malam. baru berhenti hujan. aspal basah memantulkan cahaya merah menyala lampu rem. merah lembut, kuning pias, abu tua. warna yang memanjakan mata.
mobil-mobil dan motor-motor mengisi lajur-lajur jalan. tak jarang malah menyelinap, membuat lajur sendiri. sedikit semrawut. ah, pemandangan biasa.
tahu, semua isi-isi mobil dan motor itu sama-sama buru-buru. ingin cepat sampai ke tujuan masing-masing. ingin tepat waktu. yang terlambat, tidak ingin lebih banyak membuang waktu. buru-buru, semuanya buru-buru.
di perempatan depan ada lampu merah. lengkap dengan penghitung mundur. menyala di warna hijau.
delapan puluh delapan detik lagi.
jalanan sepertinya semakin ricuh. semua berebut ingin kebagian warna hijau. supaya tidak perlu berhenti menunggu si penghitung mundur menghitung waktu merah menyala. supaya tidak perlu membatin dalam hati sementara terjebak harus berhenti.
sebab kalau harus berhenti, bisa-bisa terlambat.
tapi sayang, delapan puluh delapan detik tidak cukup meloloskan semua kendaraan.
kendaraanmu harus berhenti? kendaraanmu kehilangan delapan puluh delapan detik nyala hijau?
jangan membatin.
memang tidak sabar dan tidak nyaman menunggu seratus detik nyala merah, tapi kamu akan dapat giliranmu jalan lagi :)