Showing posts with label life-lessons :). Show all posts

random talk nih

gue nyesel sering underestimate diri gue sendiri.
random talk nih. hari ini gue iseng buka-buka file writings gue. dan di antaranya, ada salah satu essay yang gue bikin buat seleksi salah satu program international conference gitu.
pada akhirnya essay itu cuma berakhir di folder writings gue. tanpa gue berani kirimin. at that time, gue bener-bener ngerasa ga pede dengan essay gue karena gue emang ga terlalu nguasain topiknya (waktu itu essaynya gue bikin dengan bantuan informasi seadanya yang gue dapet dari google plus bacotan sok asik). emang sih gue cukup nyari artikel-artikel berhubungan dan gue udah cukup banyak googling, tapi emang concern gue kurang di situ sebenernya. gue takut kalo akhirnya gue berhasil keseleksi dan harus ngepresentasiin artikel gue, gue bakal keserang abis-abisan karena pengetahuan gue emang ga terlalu banyak di situ.
plus, gue tahu beberapa temen yang juga ikut apply ke seleksi tersebut yang gue anggap jauh, jauh, jauh lebih capable dari gue. and there goes the crisis of confidence. yang akhirnya membuat gue batal apply ke program tersebut.

beberapa bulan setelahnya (which is just now), gue buka lagi essay itu. and gue bener-bener nyesel karena setelah gue baca lagi, essay itu ga jelek-jelek amat. cukup oke malah menurut gue. i was not that bad. and i might have had the chance if only i have had more confidence in myself.
what's so bad in trying, toh kalo gagal juga ga rugi.

there's two possibilities of regrets:

1. regrets of not having enough consideration before taking a decision
2. regrets of having too much consideration and not taking chances

it's about either being too hurry or being too draggy,
or about not being patient enough or hesitating too much for a 'yes',
but that's called mistakes, and however painful it may be, there's always a lesson to take.

it's not wrong to make mistakes.

something you'll probably pass

yeah, more post with #nomention style of writing, hahahahaha.
just tried to defragment things, so that those which are no longer important can be abandoned pretty soon.
however, i'd like to review it not with my compulsive feeling, but i'd try to recall it with my good senses and feelings.

so, dear you,
i would like to send my greatest gratitude for your very kind consideration
for whatever it is that may have come in your mind, that may have led you to this very decision
and how you took a very careful step not to break me too much
(though, i should say, you were somehow wrong, but still i'd appreciate your kind intention)

so, dear you,
i would like to state this, just so you know
i may feel bad that things are over, but still i'm equally glad that it happened
there's nothing to regret about
i'll try to recall things as good memories
and it ensures me that you'll be a very good friend if i let you be

i won't blame you, not anyone.
i believe we have come up with the best decision anyway.

thank you, thank you very much,
(and yes, i sincerely mean it)
that's a very kind of you, sir.
i appreciate everything that happened, i expect better things to happen afterwards :)

selamat mudik cemans-cemans!

we're having the eid mubarak in two days. my friends are already going back (or about to go) to their hometown. yet i still stay here, in bandung.
well, bandung is my hometown. i actually spent my 18 years here, so how can i not call this town a hometown? moreover, most of my relatives are also here, so every year we celebrate the eid mubarak together, in this lovely city.
but somehow, sometimes i still envy my friends who are doing the 'mudik' tradition. it just sounds fun, spending couple of days in that other place called 'hometown'. at least, getting a different atmosphere, and of course having that blissful feeling of traveling! it's exciting you know, a trip, with many hours spent on the road. and more specially, you can have a quality time with your family while getting trapped in the traffic. it's priceless, friends.
so for you all who is lucky enough to have hours of road trip and join the traffic this year, just be grateful ;)

istana plaza

gatau kenapa selow lah walaupun gak segemilang semester kmrn (emg kmrn gemilang? haha soksokan). buat gw mau bagus mau jelek, itu cuma sekedar angka, yg penting buat gw sih angka itu sebanding sama effort gw. gw gak butuh (cieee sok jual mahal lah gak butuh) dapet angka bagus, toh gw ga akan puas kalo angka bagus itu ga gw dapet dengan effort yang keras juga. gak jadi seneng juga ko, malah heran orang ga pernah usaha ko nilai tibatiba oke. jadi yaaaa.... buat gw, gw sama sekali ga layak misuh atau ngeluh tentang nilai gw skrg karena.... yah, that's what i deserve :D yang penting semoga masuk prodi yang diprioritaskan, amin deh. SEMANGKA, SEMANGAT KAKA! TING!

in the stage of lowest self-esteem

saat terus-terusan mempertanyakan kenapa begini, kenapa begitu, dan menyadari begitu banyak yang saya tidak punya. begitu banyak. lalu melihat orang lain dan terus-terusan menempatkan semua orang di atas, jauh jauh jauh di atas.


semua orang begitu hebat. bagaimana dengan saya?

terlepas dari penilaian orang lain pada saya, bagaimana saya menilai diri sendiri itu juga sama pentingnya. sejauh apa saya meletakkan penghargaan atas diri saya sendiri. sejauh apa seluruh perasaan negatif yang saya rasakan dapat saya konversikan menjadi motivasi untuk maju.

sekarang, mau apa?

what i got from cigondewah

cuma 2 hari dan 1 malam di cigondewah, tapi saya merasa telah mendapatkan lebih banyak dari 1bulan rutinitas kuliah. Turunlah ke masyarakat, banyak pelajaran berharga. Ikutlah main adu japati bersama bapak-bapak di lapangan sebelah. Ngobrollah dengan anak-anak yang main-main di pinggir jalan. Ajak anak laki-laki main bola lalu cebur-ceburanlah di lumpur. Ajak anak perempuan main ular naga atau anjang-anjangan. Memasaklah dengan ibu-ibu di rumah terdekat. Mengantrilah untuk mandi. Tidurlah ramai-ramai di atas lantai beralas karpet. Cari tahu. Berbaurlah dengan masyarakat. Lalu berkarya bersama.

Berkarya bersama. Bukan cuma tugas-tugas yang kamu tekuni karena diwajibkan saja. Berkaryalah bersama.

hmmmm

jadi inget, euforia yang sama yang saya rasain setaun lalu. waktu saya yang diberi rezeki itu sama Allah, yang dikasih kesempatan buat kuliah di tempat yang emang saya pengenin banget.
jadi inget usaha dan doa yang jorjoran waktu dulu. entah saya yang kelewat polos, ga ngerti gimana aslinya kuliah, entah saya emang waktu itu mental pekerja keras, entah karena kebawa euforia aja, janji deh waktu itu bakal manfaatin kesempatan itu sebaikbaiknya.
tanya deh sama diri sendiri, sekarang gimana.
temen-temen 2011 yang udah pada keterima, selamat ya ;)

skill is not talent. talent is given. skill is obtained. talent is appreciated but skill is truly needed.

tanda tanya

Tuhan itu harus kita temukan masing-masing

dengan jalan kita sendiri
Tuhan baru bisa kita mengerti dan kita resapi dengan hati kita
saat kita menemukan-Nya sendiri
Tuhan baru bisa terasa ada
saat kita mencari-Nya sendiri

Tuhan tidak akan ada kalau hanya sebatas konsep yang terdoktrin sejak kecil
Tuhan tidak akan pernah ada kalau hanya sebatas kewajiban yang diajarkan sejak lahir

Tuhan bukan kewajiban
mencari Tuhan bukan kewajiban
menyembah Tuhan bukan kewajiban
tapi kebutuhan

ya Tuhan, buat hati saya tergerak untuk mencari
agar saya membutuhkan bukan terwajibkan.

SUMPAH GUE BANGGA BANGET


sumpah, satu hari yang singkat ini bener-bener merangkum dengan sangat baik seluruh perjuangan kami, anak2 TPB. anak2 TPB yang secara skill emang ga ada apa-apanya. anak2 TPB yang katanya cupu2 dan bego2.

yang membuat kami hebat adalah, semangat kami. semangat kami membuat kami melewati batas-batas kami. karena kami bersama. karena kami nekat. dan kami bisa.
selalu dan selalu, itu jawaban kami setiap ditanya, "apa yang kalian punya sampe kalian merasa sanggup bikin wisudaan ini?"
yang kami punya adalah semangat kak, bahwa kami mampu bikin wisuda ini, kami satu angkatan.
"alah, basi!"
mungkin basi kak, tapi nyatanya toh benar, kan?

satu hari ini adalah pembuktian.
pembuktian dari hari-hari penuh forsir itu.
mulai dari presentasi-presentasi yang menyita pikiran. sampai tengah malam bahkan pagi, berkutat dengan kertas-kertas: brainstorming ide, bikin storyboard, rangkum semua ide kami dalam gambar visual di atas kertas A2 dan A1.
tolak lagi, konsep lagi, buat lagi. lalu, tolak lagi.
lalu saat akhirnya konsep kami berhasil disetujui, mulai membuat prototype. prototype perform, musik. prototype kostum, souvenir. prototype properti beserta gambar kerjanya.
tolak lagi. buat prototype lagi. lalu, tolak lagi.
kami ada disitu. kami mengalami semua itu. stress karena ide kami semua ditolak. sampai sepertinya otak sudah kering terkuras. tetap ditolak.
sebenarnya kami tengah diforsir agar dapat menciptakan yang terbaik. yang lebih baik dari parameter yang secara tidak sadar telah kami patok untuk diri sendiri. kami tengah diforsir untuk menghancurkan sugesti diri, batasan kemampuan yang kami patok secara tidak sadar.
kemampuan kami tidak berbatas. ayo, sadari itu! jangan berhenti berpikir. terus ciptakan yang lebih baik. jangan puas dengan kata cukup bagus. buatlah sesuatu yang luar biasa.

dan kami memang mampu. kami mampu melewati batasan yang kami sugestikan sendiri itu. hasilnya? perform dan musik yang luar biasa massive dan catchy. kostum-kostum dengan warna cerah, dengan bahan-bahan murah dan seadanya menghasilkan desain yang tidak terduga. menarik. souvenir yang keren banget, penanda yang dapat dikenakan wisudawan dengan bangga. properti yang besar dan sangat menguasai ruang; tentakel-tentakel yang bergerak, mata gurita yang dapat berkedip, dan kerang yang dapat membuka (bahkan kedelapan tentakel yang luar biasa besar itu, di H-1 wisuda baru jadi rangka dasar saja!). baliho-baliho, pawai, dan flyer publikasi yang sangat tidak biasa. mampu mengundang crowd yang memenuhi plawid dan labtek-labtek.

what's not to be proud of?
terimakasih ya, 2010. angkatan gue yang paling keren. sumpah, gue bangga banget sama kalian. sama kita. angkatan hujan, angkatan sangkuriang, apapunlah itu.
dan terimakasih juga untuk angkatan-angkatan atas kami. yang telah membuat kami dapat melewati batas buatan kami itu. yang telah memforsir kami untuk menciptakan yang lebih baik dari yang terbaik. dengan bentakan kalian, dengan hinaan kalian, dengan semua ancaman-ancaman konsekuensi kalian, dengan motivasi dan suntikan semangat. semuanya berharga.

what i saw yesterday afternoon

one lesson for me. and am so keen to share this to you all. this is about the importance of love and affection. not only between couples, but also family, relatives, and so.


kemaren siang saya ke rumah nenek, dan kebetulan di rumah nenek ada uwa (kakak dari ayah) yg tertua. beliau berdua usianya memang sudah lumayan lanjut (apalagi nenek saya (yaiyalah)). pas saya dateng, mereka berdua lagi ngobrol.
kalau denger obrolan antara mereka berdua, mungkin agak bikin ketawa miris juga ya. bayangin aja dua orang ngobrol, one talked about banana while the other talked about coffee. two different things, yet they kept on talking to each other. walaupun gak nyambung sama sekali. mungkin kaya gitu namanya two way monologue.
my mother said, 'heran ya, gak nyambung obrolannya beda banget, tapi masih terus ngobrol'
oke, bukan bagian situ yang mau saya tekenin. bagian itu cuma pemancing pikirannya aja. something that rings the bell in my head.

saya bukan orang yang melebih-lebihkan cinta dalam suatu hubungan. penting, tapi ga sekrusial itu buat saya. i mean, a relationship without too much love still makes sense for me. tapi, take a look at these old people. what still keeps them together, caring each other, and willing to be each other's burden if it's not love? they no longer have money, wealth, good look, health, and even intelligence. but they still have it, the bond between them. saling menguatkan satu sama lain, stick together. their reasons of togetherness can no longer be described by logic. here is obvious, the importance of love and affection. that's the only thing left, that's the only thing they have. it may also be the only reason left to hold on. to live on, for the people we all love.

i want my old days to be like that, too. it's okay to lose everything else, but i want to have that strong feeling of love that strengthen me, that makes me hold on, and other ones who have the same feeling for me to be able to be beside me until the very end. isn't it good? really good? nah.

thank you grandma, of the lesson you gave me :)

hmmmm

sitting back and reminiscing,

all things that had happened.
all memories.
getting reminded of a certain memory as we walk past a certain place.
replaying the moments in our mind like playing an old, silent movie
which seems so blurry, so monochromic,
seeing pictures of selves we've captured without camera
those old, moving pictures
hearing the sounds of our voices, building a conversation
the tones are low, slowly murmuring, weak yet dominating

it feels so real, no? a real, unreachable past
that always walks beside us, that always will be our shadows.
that always appears on every street corners we had once passed, every seats we had once sat on, every places we had once gone to.

only the color had changed, what once was yellow reappeared as blue, what once was red reappeared as blue, in a sudden every color reappeared as blue
because it's how we feel as we reminisce; blue. really blue.
but i will never even once say it's a pain. i will never even once say it's a pain.
because past was never a pain, and will never be.
because nothing about it does worth a pain.
i will feel grateful of every moment that had happened, of every things we had treasured.
all memories were a gift i will always feel grateful of. no need to get rid of it, no need to pretend.
let's accept, carry it with us, and go on, live the present happily.

assalamuralaikum

itulah proyek yg sabtu-minggu kemarin saya kerjain :)

sama banyak temen saya, kita ngemural 8 warung kopi di bandung, dan kelompok saya dapet warung kopi pa ntis di daerah teuku umar. kalo lewat situ terus liat ada warung kopi yg dindingnya digambar gaul-gaul gitu, itu hasil gawean saya dan temen-temen looh ;p
walopun super jangar sabtu-minggu pulang pagi full gawe segala macem, tapi beneran deh seneng banget. pertama kalinya, dengan seni melakukan sesuatu untuk masyarakat :) apalagi pertama kali gawe yang interaksi langsung keluar, bisa liat feedbacknya. seneng banget liat senyum pa ntis, istri dan anaknya ngeliat kita ngemural. emang bener kan, sumber kebahagian terbesar itu adalah ngeliat kebahagiaan oranglain, terlebih tahu bahwa kita adalah bagian dari alasan kebahagiaannya :'D

terlalu banyak yang mesti diceritain, take a look aja nih ke blog mural kelompok kami. assalamuralaikum ;)

so now

would it still be appropriate to think and behave like a child?

take a better control of yourself, tinc.

:D

oh dear Lord.


God.
I lose words. Moved and ashamed at the same time. What am I, compared to him? Seeing this, I'm ashamed that I used to call those little-unimportant-things that get in my way as obstacles. I have no obstacle at all. My life's as easy as driving on an empty highway, yet I'm whining upon small things and stop trying so easily. God, what efforts have I shown in life compared to him? I have no efforts at all. Oh, this video is a huge slap on the face.

di atas langit masih ada langit
tapi di bawah tanah yang kamu pijak pun masih ada ribuan kilometer lebih dalam lagi.

see? you may not be the very best of all
but you're not the worst either.
that's your choice. you can always look up, you can always look down,
and you can look both ways, to remind you to be grateful but never satisfied enough to stop being a better person :)

iseng, on the time the electricity went off

Pukul sebelas malam, langit terang tetapi rumahku gelap.

Sudah empat jam sejak lampu rumah padam dan televisi tidak dapat menyala. Nyala api kecil yang jadi satu-satunya sumber cahaya sudah hampir menelan habis batang lilin penyangganya. Ini lilin terakhir kami, dan aku khawatir tak sampai sepuluh menit lagi tak akan ada penerangan di rumah kami.

Gelap ini membunuh. Hingga nyaris tak ada yang tersisa yang dapat kami lakukan. Sebab hampir semua kegiatan yang dilakukan bergantung pada kabel panjang dan dua plat logam di ujungnya, yang mengalirkan listrik dari pusatnya, entah dimana.

Namun gelap ini menghidupkan. Karena dalam gelap kami akan saling mencari, lalu duduk bersama tanpa sedikitpun sosok satu sama lain dapat ditangkap dengan mata. Dan indra lain menjadi siaga.

Tak ada yang dapat dilakukan, kecuali menyambung percakapan. Berbicara tentang kehidupan, tentang keseharian. Tentang hal-hal kecil dan sederhana yang selama ini terlewatkan karena listrik telah mencuri perhatian.

Aku, dia, duduk bersama. Berbagi hidup, bukan pada layar televisi, bukan pada koneksi internet, tetapi satu sama lainnya.

Ini tentang momen berharga yang kembali dihidupkan oleh listrik yang padam.

!!!

kemarin nemenin ayah dan kakak driving (latihan golf gitu) di siliwangi, and while waiting for them i had some nice talk with my mother.

dan kemarin bener-bener bikin aku jadi kagum sm ayah aku, he's a hard learner. beneran deh beliau orang yang super pembelajar dan pekerja keras banget. kakak aku aja udah berenti latihan gara-gara capek, tapi ayah aku beneran deh itu sampe mandi keringet ga bosen-bosen, belajar terus gimana cara mukul yg bener dll dsb, padahal kata aku sih udah bagus-bagus aja segitu tuh. tp ayah aku bener-bener ga akan pernah berhenti belajar sampe bener-bener memuaskan menurut beliau. dan usaha dan kemauan beliau beneran luar biasa gitu.
terus ibu aku juga cerita, katanya ayah aku dari dulu emang kaya gitu. bad at giving up gitu. mempelajari sesuatu tuh ga pernah setengah-setengah, dan orangnya tekun. kakaknya ibu aku dulu sekelas sm ayah aku pas SMA, dan katanya emang ayah aku walopun ga terlalu pinter gimana jg, tapi tekunnya luar biasa.

hmmm jadi inget kemarin pernah dibilang sama ayah aku, aku kalo ngelakuin sesuatu tuh orangnya setengah-setengah. haha, bener juga sih dipikir-pikir. apalagi kalo dibandingin sama ayah aku. curiosity banyak, jadi banyak nyoba. tp ditinggal di tengah jalan. ga ada yang dituntasin sampe oke berat gitu.
kadang sebenernya aku mikir, kayanya aku udah rada telat deh buat mutusin interest aku dimana dan mendalami interest aku itu. orang lain udah mulai dari waktu masih kecil gt. rata-rata dari pas sd lah. dan kadang pikiran itu yang bikin aku jadi setengah-setengah. mikirnya, ya mau semaksimal apapun aku kayanya aku ga bisa terlalu berkembang juga kalo baru mulai sekarang. tapi atulah, jadi malu sendiri mikir kaya gitu kalo liat ayah aku. kalo liat beliau beneran nyadar deh, ga ada kata telat buat belajar ya. haha.
yaaa i need to learn from my father ya. contoh ada depan mata gitu, bodoh aja kalo ga sadar-sadar harus merubah diri dan harus jadi kaya gitu. malu ah sama orangtua. padahal masih muda, waktu buat belajar dan berkembang jauh lebih baik kan lebih banyak.

hasil perwalian

"gue berani taruhan di antara kalian di sini, ga ada yang dipaksa sama orangtuanya buat masuk seni rupa, yang ada malah berontak biar boleh masuk seni rupa, ya kan? you've got what you want, make the best out of it."

dosen wali saya, Ratna Panggabean (Kriya Tekstil).
menurutnya, desainer itu seperti BMW, classy tp funky, while profesi lain cenderung seperti mercedes yang tampilannya lebih konservatif. know what, she's the BMW. classy, funky, expensive, and she's super inspiring.
that's just a little out of.... so much, just from a two-hour talk. (y) for her :)