by

Doa dan pengharapan untuk seseorang, entah untuk yang terkasih dan tersayang atau sebagai keharusan sosial, punya kedalaman dan makna yang berbeda-beda.
Beberapa doa disampaikan dengan tergesa, mengucapkan lirik atau mengutip frasa, tidak begitu dipikirkan.
Beberapa doa maknanya agak lebih dalam; seluruh kata yang disampaikan benar dimaknakan, dan kata semoga punya urgensi yang lebih dalam.
Segelintir doa maknanya melebihi kata yang diucapkan; kedalamannya tidak bisa dijabarkan.

Saya berdoa untuk seseorang; saat itu rasanya seperti doa tersebut disampaikan untuk kebaikan orang tersebut.
Tapi saat doa yang tahun sebelumnya diucapkan dengan sekenanya (atau mungkin tidak sama sekali) lalu tahun ini diucapkan dengan sungguh-sungguh, sepertinya saya tidak bisa mengklaim doa tersebut disampaikan untuk kebaikannya.
Doa itu untuk saya, dan alasan saya berdoa adalah egois, seperti alasan kita semua berdoa, sesungguhnya.
Kita sungguh-sungguh mendoakan seseorang yang kebahagiannya mempengaruhi kebahagiaan kita. Karena itu beberapa doa diucapkan tergesa, beberapa dimaknakan, dan beberapa sangat dalam.

"Semoga orang yang kebahagiaan hidupnya menyenangkan saya, selalu dalam kondisi yang baik"