by fathina diyanissa
dia akan mencaci.
dia akan memaki.
dia akan melukai.
lalu, pergi.
suaranya lenyap namun kata-kata yang ia ucapkan tinggal, tertera di hadapan muka dan tak mau hilang.
luka itu mengering, karena terlalu kentara lantas dipaksa hilang namun ada bekas yang tertinggal, warnanya tua, kontras dengan permukaan kulit di sekelilingnya.
ia hilang, namun sisa-sisanya tertinggal.
terima saja, hiduplah dengan itu semua. hiduplah dengan itu semua.