seratus empat puluh kilometer
by fathina diyanissa
punggung itu berbicara lebih banyak daripada bibir. aku tahu kekecewaannya dari punggung itu. aku tahu kesepiannya sepanjang hari dari punggung itu. aku tahu kerinduannya dari punggung itu. aku tahu lelah dan sedihnya dari punggung itu.
aku tahu kegagalanku dari punggung itu. semakin kulihat aku semakin benci diriku sendiri. punggung itu menghukumku dengan diamnya yang nyata dan sempurna.
pintu itu berbicara lebih banyak daripada seluruh isi ruangannya. aku tahu kejanggalannya dari pintu itu. aku tahu kekakuannya dari pintu itu. semakin aku ingin membuka jarak semakin menentang niatku.
aku ingin pergi sejauh seratus empat puluh kilometer dari tempat ini.
atau kirim tempat itu kesini.