siklus
by fathina diyanissa
aneh ya.
ada yang namanya siklus. ada yang mati ada yang lahir lalu jadi anak-anak lalu remaja lalu tua lalu mati dan ada yang lahir lagi.
saat meninggalkan januari, kita tahu tahun depan akan ada januari lagi. saat menyambut musim hujan, kita tahu bahwa beberapa saat lagi kemarau juga akan kembali menyapa. saat jam delapan lewat, kita tahu bahwa dua belas jam lagi kita akan kembali bertemu angka delapan. saat melewatkan bulan purnama, kita tahu satu bulan hijriah lagi kita akan bertemu lagi. saat komet haley melintas di atas bumi, kita tahu bahwa sekian puluh tahun lagi komet itu akan melintas lagi. saat masa menstruasi berakhir, kita tahu bahwa kurang lebih dalam waktu sebulan dia akan datang lagi.
itu yang matematis. yang bisa dihitung. yang bisa kita ramalkan.
lalu ada lagi. saat kita senang, kita tahu senang itu suatu saat akan turun panggung. akan menepuk tangan susah, tanda mereka akan bertukar tugas. saat sedang excited akan sesuatu, kita tahu kalau letup-letup semangat itu akan ada saatnya padam, ada saatnya semua excitement itu hilang. hilang sama sekali.
saat melihat suatu band begitu terkenal, kita tahu kalau akan ada saatnya band itu redup. saat mendengar lagu yang seolah tak berhenti diputar di setiap tempat, kita tahu kalau suatu saat lagu itu akan diganti lagu lain. sekarang kita tidak bisa lepas dari twitter, kita tahu kalau suatu saat pasti twitter akan jadi situs yang so-yesterday dan dilupakan orang.
tidak bisa dipastikan kapan. tapi akan ada.
bahkan hidup pun siklus. nanti kita mati, lalu ada saatnya kita hidup lagi kan? ya, ada yang namanya hari akhir. lalu ada yang namanya akhirat.
muncul lalu hilang lalu muncul lagi lalu hilang lagi.
saya melihat begitu banyak siklus di sekitar saya. bahkan di hidup saya sendiri. bukankah saya, kamu, dan semuanya juga sudah begitu terbiasa dengan yang namanya siklus?
lalu yang ini, yang ini juga pasti siklus, kan?
yang harus saya lakukan cuma jadi cukup sabar dan tidak mudah menyerah saat dia hilang. cukup sabar menunggu dia melakukan suatu siklus. kalau saya cukup sabar pasti dia akan muncul lagi.
saya cukup menganggap bahwa ini, seperti juga yang lainnya, adalah suatu siklus.