by fathina diyanissa
aku lelah menebak kelak, malah inginnya tidak terlibat. kalau bisa aku ingin lepas dari 'aku' lalu menyaksikan 'aku' dan kamu duduk canggung berhadapan di ruang empat kali enam hari sabtu siang, masing-masing membuang tatap. lalu 'aku' akan mengatakannya, dalam satu tarikan napas, empat puluh enam kata tiga kalimat yang telah kuhapal dari secarik kertas contekan lalu kulatih berulang-ulang. dengan yakin, terkendali, tak satu suku kata pun nada suaraku meninggi.
lalu aku mau pergi, biar 'aku' saja yang tahu setelah itu kamu bicara apa. biar aku lelah menebak kelak, daripada tahu lalu terpukul telak.