to travel.
by fathina diyanissa
hal yang aku pahami sejak dulu dan aku pelajari dalam belasan tahun kehidupanku, adalah bahwa jalur kehidupan setiap manusia sama halnya seperti perjalanan. lurus, berhimpit, membelok, naik, turun, bersimpangan. jalan itu tentu saja tidak sepi dan aku akan sengaja atau tanpa sengaja bertemu dengan orang lain. mungkin pertemuan itu terjadi dalam suatu penantian lampu merah, persimpangan ramai, atau mungkin saat membantu orang yang mesinnya mogok.
kadang pertemuan itu terjadi sekilas dan biasa saja. sekedar melambaikan tangan dari balik jendela mobil masing-masing sebagai rasa terimakasih karena telah mengalah saat berbagi jalan. sekedar mengedikkan kepala saat bertemu di persimpangan. terkadang omelan dan decakan kesal saat pertemuan terjadi buru-buru dan jadi saling menghambat.
bisa juga terkadang singgah bersama di suatu perhentian lalu bercakap-cakap panjang. melepas penat di jalan, termanjakan rasa nyaman.
bisa juga kemudian, perjalanan menjadi sepertujuan. dan saat akhirnya perjalanan dilanjutkan, sadar tak sadar kalian menjadi beriringan.
mungkin mengenai teman perjalanan ini, bisa agak membingungkan. sebab, kadang-kadang muncul dan hilangnya kita tak sadar. terkadang keramaian jalan dapat memisahkan, saat ia tercegat rambu di belakang dan kamu telah berjalan duluan. lalu kalian saling kehilangan, saat akhirnya satu sama lain tak lagi saling terjangkau pandangan mata.
mungkin sekarang akhirnya kamu sendirian lagi, tapi yang harus kamu yakini adalah jika kalian telah saling satu tujuan, tak masalah sekarang mengambil jalan apa. mungkin kamu sampai duluan, ya sudah tunggu saja dengan sabar. siapkan senyummu yang paling menyenangkan untuk menyambutnya saat akhirnya dia sampai juga, tak bersamaan tetapi akan bersama.